KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada tim
penyusun sehingga mampu menyelesaikan makalah mengenai Perkara Yang Membatal
Iman dan Tauhid dengan baik dan lancar serta selesai tepat waktu.
Perkara
yang dapat membatalkan iman dan tauhid sebenarnya banyak sekali. Kita sebagai
umat muslim yang sudah bersyahadat dan telah melaksanakan rukun iman maupun
islam dituntut harus berhati - hati dalam segala perbuatannya dalam hidup.
Banyak perilaku hidup yang dapat membatalkan syahadat, iman, islam dan tauhid
kita. Seperti lisan, tindakan atau bahkan pikiran kita bisa saja membatalkan
iman, islam dan tauhid kita.
Kami
atas nama kelompok 6 sebagai tim penyusun makalah ini berharap agar para kaum
muslim dalam hal ini pembaca makalah ini khususnya dapat memahami arti penting
menjaga iman, islam dan tauhidnya. Karena perilaku, tindakan serta hal kecil
apapun dapat membatalkan iman, islam dan tauhid seorang muslim. Meski penulisan
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kami sebagai tim penyusun selalu
terbuka terhadap kritik dan saran untuk makalah ini.
Wonosobo,
1 Mei 2015
Team
Penyusun
Kelompok 6
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ………………………………………………………………………............
KATA PENGANTAR
……………………………………………………………………………...
DAFTAR
ISI ………………………………………………………………………………………..
BAB
I PENDAHULUAN
a. Latar
Belakang ……………………………………………………………………………….
BAB
II RUMUSAN MASALAH
a. Rumusan
Masalah ……………………………………………………………………………
BAB
III PEMBAHASAN
a. Batalnya
Iman dan Tauhid ……………………..……………………………………………..
b. Macam
– Macam Perkara Pembatal Iman dan Tauhid ……………………………...………..
c. Perilaku
Yang Membatalkan Iman Dan Tauhid …………….…………...…………………...
d. Anjuran
Bagi Yang Telah Batal Iman Dan Tauhidnya ……….…………..…………………..
e. Manfaat
Mempelajari Pembatal Iman Dan Tauhid ………….…...………………………..….
BAB
IV PENUTUP
a. Kesimpulan………………………………………………………………………………….
BAB
V SARAN DAN KRITIK
a. Kritik
dan Saran…………………………………………………………………………….
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………………….
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Iman dan Tauhid merupakan landasan atau
dasar utama kita menjadi seorang muslim. Sorang muslim dalam menjalankan
syariat ibadah jika tidak diawali dengan iman dan tauhid maka tidak akan sah
atau sia – sia saja, karena Iman dan Tauhid merupakan dasar dari seorang muslim
untuk menjalankan syariat ibadah dan sebagainya.
Perkara yang membatalkan Iman dan Tauhid
seseorang sebernarnya ada banyak sekali, mulai dari hal yang kecil sampai yang
besar. Contoh dari hal yang besar [[1]]
sampai hal kecil [[2]]
itu mempunyai maksud dan tujuan yang sama, yaitu musyrik dan dapat menyekutukan
Allah SWT. Untuk perkara hal yang besar biasanya terlihat secara terang –
terangan dan jelas terasa bahwa itu adalah perilaku yang dapat membatalkan iman
dan tauhid. Kemudian untuk perkara hal yang terkecil biasanya tidak jelas
terlihat dan tidak juga terasa bahwa hal tersebut telah melampaui batas dari
iman dan tauhid seseorang sehingga tidak terasa bahwa tindakan tersebut telah
menyebabkan iman dan tauhid seseorang telah batal.
Dengan demikian maka sebagai seorang
muslim kita harus berhati – hati dalam menjaga kekuatan iman dan tauhid kita.
Karena hal yang terkecil pun dapat membuat iman dan tauhid kita rusak sehingga
bisa dikatakan telah murtad atau keluar dari islam. Pada dasarnya iman dan
tauhid seseorang merupakan dasar dari kita beragama, jika sampai iman dan tuhid
kita telah rusak maka yang terjadi kita dikatakan telah murtad atau keluar dari
agama sehingga kita kana sia – sia jika menjalankan syariat ibadah jika iman dan
tauhid kita telah rusak entah itu karena perkara yang besar maupun perkara yang
kecil.
[1] Perkara pembatal iman yang besar
[2] Perkara pembatal iman yang kecil
BAB
II
RUMUSAN
MASALAH
Berikut
beberapa rumusan masalah yang akan menjadi patokan dalam pembahasan makalah
yang berjudul Perkara Yang Membatalkan Iman Dan Tauhid :
·
Apakah itu Iman dan
Tauhid?
·
Bagaimana batalnya iman
dan tauhid seorang muslim?
·
Apa saja yang dapat
membatalkan Iman dan Tauhid?
·
Apakah anjuran bagi
seseorang yang telah batal iman dan tauhidnya?
·
Apakah manfaat
mempelajari perkara yang membatalkan iman dan tauhid?
BAB
III
PEMBAHASAN
A. BATALNYA
IMAN DAN TAUHID
Kekuatan iman dan tauhid seorang muslim
itu berbeda – beda, ada yang sangat kuat sekali iman dan tauhidnya ada juga
yang sedang – sedang saja atau bahkan ada pula yang sangat lemah sehingga mudah
sekali terkoyak iman dan tauhidnya. Dalam hal ini banyak sekali hubunganya
antara batalnya iman dan tauhid seorang muslim. Sebelum membahas lebih jauh
mengenai batalnya iman dan tauhid seorang muslim, alangkah baiknya jika sedikit
memahami mengenai apakah iman dan tauhid itu sendiri.
Pertama pengertian Iman sendiri adalah iman (إيمان) diambil dari
kata kerja 'aamana' (أمن) -- yukminu' (يؤمن) yang berarti
'percaya' atau 'membenarkan'. Jadi iman artinya percaya sedangkan iman terhadap
rukun artinya percaya kepada rukun iman yaitu Iman Kepada Allah , Iman Kepada
Malaikat , Iman Kepada Kitab – Kitab Allah , Iman Kepada Rasul Allah , Iman
Kepada Hari Akhir dan Iman Kepada Qada dan Qodar. Sehingga apabila seorang
muslim tidak mempercayai salah satu rukun iman diatas maka seorang muslim
tersebut bisa dikatakan telah batal imanya.
Artinya :
Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam
hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan
mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi [[1]] dan
adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (QS. Al Fath : 4)
Kemudian
pengertian tauhid adalah Tauhid
menurut bahasa adalah meng-Esakan. Sedangkan menurut syariat adalah meyakini
keesaan Allah. Adapun yang disebut ilmu tauhid adalah ilmu yang membicarakan
tentang akidah atau kepercayaan kepada Allah dengan didasarkan pada dalil-dalil
yang benar. Tidak ada yang menyamai-Nya dan tak ada padanan bagi-Nya. Mustahil
ada yang mampu menyamai-Nya. Dalilnya dari firman-firman Allah, di samping
dalil-dalil aqliyah :
Artinya
:
(Dia) [[2]] Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi
kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak
pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu.
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar
dan Melihat (QS. Asy Syuraa : 11)
Sehingga dapat diambil pengertian
mengenai pembatal iman dan tauhid secara keseluruhan berdasarkan pengertian –
pengertian iman dan tauhid. Iman dan tauhid seseorang telah batal apabila
seseorang telah mengingkari definisi – definisi iman dan tauhid. Meskipun itu
hal kecil yang menyangkut iman dan tauhid maka sama saja seseorang telah batal
iman dan tauhidnuya. Jika seseorang telah mengingkari iman dan tauhid maka sama
halnya dia telah mengingkari Allah SWT. Maka batal iman dan tauhid seseorang
muslim sehingga bisa dikatakan telah murtad.
Artinya :
Dan setelah datang kepada mereka Al
Quran dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka[[3]], padahal
sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan
atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka
ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka la'nat Allah-lah atas orang-orang
yang ingkar itu (QS: Al Baqarah : 89)
B.
MACAM
– MACAM PERKARA PEMBATAL IMAN DAN TAUHID
Setelah mengetahui apakah itu iman dan
tauhid, selanjutnya pembahasan akan berlanjut mengenai macam – macam perkara
yang membatalkan iman dan tauhid. Perkara – perkara yang dapat membatalkan iman
dan tauhid sebenarnya ada banyak sekali namun secara garis besar di bagi
menjadi 3 , antara lain :
1. I’tikad
(Keyakinan)
Pembatal
iman dan tauhid yang pertama adalah perkara I’tikad. Perkara inilah yang paling
berbahaya diantara perkara yang lain, disebabkan karena perkara ini tidak
begitu terasa atau terlihat, ibarat semut hitam berjalan diatas batu hitam
didalam gelapnya malam[[4]].
Maka sebagai seorang muslim harus
berhati – hati terhadap I’tikad jika itu menuju kekufuran yang dapat
membatalkan iman dan tauhid seseorang.
Artinya :
Hai
orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah[[5]], adalah
termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu
mendapat keberuntungan (QS. Al Maidah : 90)
Dari
dasar hukum Al – Qur’an di atas jelas menegaskan bahwa seorang muslim dituntut
untuk berhati – hati dengan perbuatan I’tikad serta menjauhi perbuatan yang
menuju kekufuran karena bisa saja dapat menjerumuskan mereka kedalam gerbang
kemusyrikan.
2. Ucapan
Pembatal iman dan tauhid yang kedua
adalah perkara ucapan atau lisan. Lisan merupakan indra manusia yang dapat
mengungkapkan isi pikiran atau jiwa yang kemudian dikeluarkan melalui suara
ucapan/lisan. Ucapan ini juga dapat menjerumuskan seorang muslim sehingga dapat
membuat batalnya iman dan tauhid seorang muslim. Hanya sebuah ucapan saja dapat
membuat seorang batal imanya, karena ucapan biasanya dibarengi dengan iktikad
dari pikiran dan jiwa, apabila jiwa sudah beritikad menuju kekufuran maka
biasanya secara bertahap ucapan/lisan akan mengikutinya. Banyak sekali terjadi batal
iman dan tauhid yang disebabkan oleh lisan/ucapan, sampai tak terhitung. Telah
dijelaskan dalam hadist bahwa bahaya lisan/ucapan.
Artinya :
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah s.a.w
bersabda: Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata
baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia
menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari
akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya (HR. Bukhari no. 6018, Muslim no.
47)
3. Perbuatan
Pembatal iman
dan tauhid yang ketiga adalah perkara perbuatan atau tindakan. Perkara ini
jelas terlihat adanya tindakan yang dilakukan. Perkara ini sebaiknya langsung
dicegah dan langsung saja dihindari. Perbuatan atau tindakan sendiri terjadi
karena I’tikad dan Ucapan keduanya saling menguatkan sehingga tindakan pun jadi
terbawa sehingga menimbulkan sesuatu yang diinginkan I’tikad dan Ucapan itu
tadi. Apabila pikiran dan jiwa menginginkan kekufuran maka secara otomatis
tindakan mengikutinya.
Artinya :
Katakanlah:
"Mengapa kamu menyembah selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat
memberi mudharat kepadamu dan tidak (pula) memberi manfaat?" Dan Allah-lah
Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS : Al – Maidah 5 : 76)
C.
PERILAKU
YANG MEMBATALKAN IMAN DAN TAUHID
Perilaku yang dapat menjadi pembatal
iman dan tauhid seseorang muslim sebenarnya ada banyak sekali. Disini akan
dijelaskan berberapa perilaku yang dapat menjadi pembatal iman dan tauhid
menurut garis besar yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya. Dimana
pembahasan sebelumnya terdapat 3 (tiga) bagian, secara garis besar yaitu:
1. I’tikad
(Keyakinan)
·
Berpikir ragu tentang
adanya Allah SWT
·
Berpikir bahwa rizki
yang didapat ini bukan dari Allah SWT , semata – mata dari usaha sendiri
·
Meyakini bahwa doa itu
tidak penting
·
Berpikiran bahwa lebih enak
kalau menganut agama lain
·
Berpikiran bahwa Allah
itu memiliki sekutu
2. Ucapan
·
Mengatakan bahwa anda
adalah kafir, padahal yang dikatakan kafir sendiri adalah sesama orang muslim
·
Berkata aku tidak akan
melakukan ibadah ini sekalipun ini adalah sunnah
·
Berkata – kata kasar
yang melecehkan Islam dan ajaranya sekalipun itu hanya untuk lelucon
3. Perbuatan
·
Menyembah berhala,
matahari dan selain Allah SWT
·
Mengikuti budaya agama
orang selain islam seperti tahun baru, natal, valentine dll
·
Menganggap bahwa suatu
barang memiliki petuah yang dapat menolong sehingga dapat menyekutukan Allah
SWT
·
Sihir
·
Pesugihan, Pelet
Demikian
beberapa contoh kecil yang dapat dijadikan sebagai pembelajaran agar terhindar
dari perilaku – perilaku yang dapat membatalkan iman dan tauhid seorang muslim.
Sebenarnya masih banyak sekali contohnya, namun pembahasan ini mengambil dari
contoh – contoh yang sekiranya menurut garis besarnya saja.
D.
ANJURAN
BAGI YANG TELAH BATAL IMAN DAN TAUHIDNYA
Diwajibkan bagi seseorang muslim yang
telah batal iman dan tauhidnya untuk bersegera kembali bersyahadat kepada agama
Islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat Tauhid dan syahdat Rasul dengan
menarik kembali sesuatu yang menyebabkan batalnya iman dan tauhid seseorang
muslim. Baginya wajib menyesali dan berniat tidak akan mengulanginya lagi dan
mengqadha’ beberapa kewajiban syara’ yang telah ia lewatkan pada masa itu [[6]],
jika tidak mau bersyahdat dan kembali apabila ia mau beribadah ataupun bertaubat
tidak akan sah sebelum ia kembali bersyahadat lagi.
Artinya :
Dan Kami tidak mengutus
seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya
tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan
Aku." .( Qs: Al-anbiyaa’ ayat 25 )
Maka tidak akan diterima amal ibadahnya
selama masa itu sebelum
melakukan syahadat kembali termasuk puasanya,shalatnya, tidak sah juga apabila
melangsungkan pernikahan, tidak bisa mewarisi atau diwariskan (hartanya) [[7]].
Wajib hukumnya bersyahadat apabila seseorang muslim telah batal iman dan
tauhidnya karena tidak akan diterima ibadahnya sebelum ia bersyahadat kembali.
Artinya
:
Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka:
"Laa ilaaha illallah" (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan
Allah) mereka menyombongkan diri, (QS : Ash-Shafaat : 35 )
E.
MANFAAT
MEMPELAJARI PERKARA PEMBATAL IMAN DAN
TAUHID
Banyak
sekali manfaat yang dapat dipetik setelah membahas serta mempelajari perkara
yang membatalkan iman dan tauhid. Manfaat – manfaat disini meliputi berberapa
hal menyangkut penguatan iman dan tauhid. Manfaat – manfaatnya antara lain :
1. Lebih
berhati – hati lagi terhadap tindakan dan perbuatan dalam sehari – hari agar
tidak terjerumus kedalam gerbang pembatal iman dan tauhid.
2. Memahami
bahwa pembatal iman dan tauhid bukan hanya perbuatan semata tapi ada juga yang berjenis
Lisan dan I’tikad yang keduanya memang berbahaya apabila tidak diperhatikan dan
hati – hati.
3. Lebih
meningkatkan kembali ketaqwaan kepada Allah SWT agar terhindar dari perkara
yang membatalkan iman dan tauhid.
4. Mengetahui
bahwa iman dan tauhid seseorang berbeda – beda sehingga wajib bagi setiap
muslim untuk memberikan pengarahan serta pengajaran agar saling menjaga masing
– masing iman dan tauhid setiap muslim.
5. Memahami
arti penting syahadat yang di ucapkan setiap saat khususnya dan tidak hanya
diucapkan pada shalat tapi juga setiap kita beribadah juga khususnya agar iman
dan tauhid selalu terjaga dan selalu ingat pada Allah SWT selalu.
BAB
IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari
pembahasan mengenai perkara yang membatalkan iman dan tauhid adalah iman dan
tauhid merupakan sebuah dasar awal yang dimiliki setiap muslim dalam
melaksanakan keagamaan, apabila dasar tersebut goyah dan tak seimbang maka
hancurlah semua aspek – aspek dibawahnya. Banyak sekali perkara yang dapat
membatalkan iman dan tauhid seseorang mulai dari yang kecil sampai yang besar,
yang paling membahayakan adalah perkara pembatal iman dan tauhid yang terkecil
yang tidak dirasa membuat seseorang bisa batal iman dan tauhidnya, ibarat semut
hitam berjalan diatas batu hitam pada malam gelap. Dan ternyata kesemuanya itu
berbahaya apabila tidak diperhatikan dan hati - hati.
Konsekuensi apabila seseorang muslim
telah batal iman dan tauhidnya maka seseorang tersebut dipastikan telah murtad
dari Islam. Maka dari itu bagi setiap muslim wajib menjaga keutuhan serta
kekuatan iman dan tauhidnya dengan cara setiap selesai ibadah ataupun yang
lainya selalu mengingat Allah SWT minimal dengan cara membaca syahadat atau
berdzikir dan sebagainya. Agar iman dan tauhid kita terjaga keutuhan serta kekuatanya
selalu, sehingga terhindar dariperkara yang membatalkan iman dan tauhid.
BAB
V KRITIK DAN SARAN
Dalam makalah ini penyusun sadar bahawa masih banyak kekurangan dalam
penulisan dan penyampaian makalah yang berjudul Perkara yang membatalkan iman
dan tauhid, oleh karena itu penyusun berharap dan siap menerima kritik serta
saranya mengenai makalah ini agar nantinya dapat dijadikan sebagai bahan
koreksi dan peningkatan kualitas dalam menulis makalah serta menyampaikan
pembahasan makalah dengan baik nantinya.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Kitab Sulamut Taufiq Karya Abdullah Bin Husain Bin Thahir
Bin Muhammad Bin Hasyim Ba’alawiy
·
Zaeni Ridho, ‘Tauhid:
Pengantar Banda Aceh: yayasan pena, 2005
·
M. Shalahuddin Hamid, Study
Dasar Iman, Jakarta Selatan: Pt. Intimedia Ciptanuasantara,tt
·
Muhammad Amien suma,
Studi ilmu- ilmu Tauhid, jil.3, Jakarta, pustaka firdaus. 2004
·
Hubungan tauhid dan iman dalam islam .2013.[online].(http://junghouse.blogspot.com/2012/01/mulutmu-harimaumu-hindari-bicara-buruk.html, diakses tanggal 20 April 2015)
·
Iman danTauhid.2013.[online].(https://cdsindonesia.wordpress.com/2009/08/25/84/
, diakses
tanggal 19 April 2015)
·
Bahaya Murtad.2011.[online].(http://islamiwiki.blogspot.com/2012/02/ingkar-kepada-allah.html#.VUVpD_AtTcs
, diakses
tanggal 19 April 2015)
[1] Yang dimaksud dengan tentara langit dan
bumi ialah penolong yang dijadikan Allah untuk orang-orang mukmin seperti
malaikat-malaikat, binatang-binatang, angin taufan dan sebagainya.
[2] Yang dimaksud dengan DIA adalah Allah Maha
Pencipta langit dan bumi
[3] Maksudnya kedatangan Nabi Muhammad s.a.w. yang
tersebut dalam Taurat dimana diterangkan sifat-sifatnya.
[4] Tidak terasa bahwa seseorang telah murtad
[5] Al Azlaam artinya: anak panah yang
belum pakai bulu. Orang Arab Jahiliyah menggunakan anak panah yang belum pakai
bulu untuk menentukan apakah mereka akan melakukan suatu perbuatan atau tidak.
Caranya ialah: mereka ambil tiga buah anak panah yang belum pakai bulu. Setelah
ditulis masing-masing yaitu dengan: lakukanlah, jangan lakukan,
sedang yang ketiga tidak ditulis apa-apa, diletakkan dalam sebuah tempat dan
disimpan dalam Ka'bah. Bila mereka hendak melakukan sesuatu maka mereka meminta
supaya juru kunci Ka'bah mengambil sebuah anak panah itu. Terserahlah nanti
apakah mereka akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sesuai dengan
tulisan anak panah yang diambil itu. Kalau yang terambil anak panah yang tidak
ada tulisannya, maka undian diulang sekali lagi.
[6] Setelah batal iman dan tauhidnya kemudian melakukan ibadah sebelum
bersyahadat kembali
[7] Baca kitab sulamuttaufiq tentang bab Murtad dan kewajiban bagi yang
sudah murtad
|
1
2
3
4
5
6
8
10
11
12
13
13
14
|
Tidak ada komentar
Posting Komentar